Minggu, 24 April 2016

The Struggle - Menuju Baimaxx Hitz 2k16

Nothing worth having comes easy.
Katanya Theodore Roosevelt.
Setidaknya itulah quote yang paling menggambarkan atmosfer hatiku setelah malam Garka kemarin.

Ceritanya dimulai kira kira 2 bulanan lalu.
Tau PSCS kan? Pagelaran seni besutan sekolahku yang dilaksanakan setiap tahun. PSCS pasti diisi oleh artists dan gs, nah Garkabhasu ini lah ajang seleksi untuk performer di PSCS nanti. Tahun ini mungkin PSCS akan diadakan sekitar Oktober, seperti tahun kemarin. Tapi, Garka sudah dilaksanakan jauuuuuh jauh hari supaya persiapannya bisa maksimal.

Saat pengumuman pendaftaran Pra-Garka disebarkan ke kelas-kelas, ketegangan mulai terjadi. Untuk menentukan cabang lomba kelas apa saja yang akan diikuti, ruang kelas kami sudah terasa panas. Finally, we chose dance.
I repeat, DANCE.

Kelas sing penggawean e sinau tok, isine arek ansos, kate melu dance?
Sempat latian ae ora. Mikir opo.
Aku yakin itulah kira-kira ringkasan segala pikiran orang tentang keputusan kami. Bahkan, tidak jarang ada orang dalam yang ragu dan menyatakan kami tidak mungkin bisa lolos Pra-Garka dan memilih angkat tangan sebelum berperang.
Bagaimana tidak mengelus dada?




Kurang dari sebulan kami latihan.
Sebenernya kita sudah berusaha optimis sedari awal dan berusaha sana sini. Walau capek pelajaran, ada masalah internal, meski sempat sakit-sakitan, meski sempat ragu karena dengerin opini yang pesimistis dimana-mana.
Menyempatkan diri latian di garasinya Saski hampir tiap hari. Pas jamkos,istirahat, ga jarang juga nyetel lagu pra-garka dan joget ngapalin gerakan. Padahal tau sendiri kan, baimaxx kelasnya luas banget. Saking luasnya, balik badan udah kepentok meja sana sini :)
Latian pra-garka masih belum nyampe ke studio, jadi masih nari tanpa kaca. Jadi gabisa liat ekspresi juga deh makanya ngga maksimal.

Sharing dan siraman rohani dari Tiara H-1 Pragarka.
Setelah baper-baperan dan merenung (azek), ternyata menimbulkan efek yang beda juga ketika ngedance xD
Besoknya hari H, sempat merasa underpressing juga karena waktu latian di lapangan ngeliat kelas lain yang keren keren. Terintimidasi sama jumlah personelnya juga sih hahahahahaha. Baru latian fullteam ya beberapa jam sebelum tampil.

Beberapa saat sebelum tampil, sampe plek 3 kali hwahaha. (Tbh aku gatau nulis plek yang bener gimana) Kayanya semua pada ndredeg, pada dibawah tekanan juga, bawaannya butuh siraman rohani dan free hugs juga hahaha. Akhirnya pas tampil, kita sudah berusaha maksimal, walau mungkin masih dilingkupi aura grogi jadi mukanya pas ngedance jadi serius semua >< Rasanya puas dan luuuega setelah tampil.


+ Em
Beberapa minggu setelahnya pengumuman yang lolos ke Garka Puncak lewat ig. Masih inget banget, gimana gak sabarnya kami hari itu. Aku memutuskan untuk bocan di sore hari, demi membunuh rasa penasaran nungguin si admin Garkabhasu2016 on. Bangun bangun udah mau maghrib, begitu buka hp, muncul notif watsap ratusan. Nama grup juga udah berubah jadi "BISMILLAH GARKA PUNCAK", seketika i got a mini heart attack dan spontaneously aku njerit padahal lagi di sebelahnya ortu... Sambil ngehapus air mata bahagia dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul.
How proud we were that we could prove it to them!

Mulai lah berbagai sie berkerja keras lagi.
Nyusun jadwal latian,belanjakebutuhan kostum, belajar gerakan bikinan Nisa, Tiara, sama Yul yang subhanallah bagus tapi susahnya :(. Ngapalin formasi juga. Belajar make up dan hairdo juga. Jadi jangan heran kalo hampir tiap pulang sekolah, cimud dan pak bibit rela ninggalin kuncinya biar kita bisa sedikit lebih lama di kelas dan belajar ini itu.
Liburan UN kelas 12 juga dibuat latian. Dan finally kita latian di depan kaca juga yey. Meski jarang banget latian fullteam karena ada yang pulkam atau latian buat lomba lain, tapi mendekati hari H kita bisa latian serius. Beberapa sampe sakit. Lelah pastinya. Belum lagi yang sering dispen, kudu nyusul ulangan sana sini. Gerakan dance yang bikin njarem... #baimaxxrenta #sudahsepuh
Mikirin kostum dan properti macem apa yang bagus tapi mudah didapat. Nyari bahan sana sini.

Sebulan berlalu.
H-1 ngerjain gelang buat 18 anak sama Rindu di rumah, mulai jam 8-11 malem. Mata udah tinggal berapa watt.
Dan tibalah hari H. Nungguin giliran nyoba panggung, walau nyatanya agak mengecewakan. Lanjut pulang dan mandi, terus cus ke rumah Saski buat make up dan bagi-bagi kostum dan properti. Super hectic. Super exciting!

Tbh, lebih nervous pas Pragarka. Mungkin karena kita memang sudah nggak mengharapkan yang macam-macam lagi di Garka, yang penting tampil percaya diri dan maksimal. Sempat ngerasa ajur juga pas akhir-akhir, tapi legaaaaa.
Turun panggung, dengerin beberapa komentar anak kelas lain pas papasan,
"Kalian keren, rek"
"Kalian sangar".

WUUUUH rasanya segala jerih payah, segala pegel-pegel yang didapatkan, waktu yang sudah diluangkan selama ini paid off sama tepukan, sorakan, dan pujian dari mereka.
Eventually, we can prove it once again to them. Lihat kan, wajah-wajah bahagia di bawah ini?

After perform. Ended with the Black's victory and White's red lips.
Garka artists?

The stage

Ceritanya jadi Kaito Kid gitu

Banyak orang, guru, dan orang tua yang bilang acara ini terlalu menyita perhatian kita. Gak jarang kita memprioritaskan latian garka dulu daripada belajar buat ulangan besoknya. Gak jarang yang jatuh sakit gara-gara kecapekan. Gak sedikit juga biaya yang dikeluarkan. Intinya gak sedikit waktu yang dikorbankan demi bisa tampil baik di sekolah sendiri.

TAPI.
Gak sedikit juga ilmu yang kita dapatkan dari acara sekolah yang satu ini. Bagaimana kerja sama dan koordinasi itu penting. Menghargai dan mendengarkan orang lain itu perlu. Kapan lagi kita bisa belajar ngedance dan ngerasain jadi artist di antara masa SMA yang cuma 2 tahun ini?
Aku gabakal tau kalo ada alat buat nyetak alis dan ada stiker yang bisa bikin garis kelopak mata :(
Aku gabakal tau beda bentuknya catok dan curlier :(
Aku gabakal ngerasain kezelnya panas-panasan dan keliling Pasar Besar buat belanja kebutuhan kostum berdua doang sama Rindu.
Sekarang pun kita tau bahwa kita gak bisa semudah itu memandang sesuatu dengan sebelah mata. Bisa saja ternyata sesuatu itu lebih baik darimu?

Thanks for my bae(s)
Who was strong enough to beat every pesimistic words, who was brave enough to beat her own shyness, who was patient enough to face our dark hours.
Kudoain supaya gaada yang ngenes ngenes lagi dan sukses UAS nya. /hug/


bae(s)
Garka?
See u next year after national exam :)

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© The Blue Files.
Maira Gall